8 dewa menyebrangi lautan

Nihao dajia ! 你好大家 !

Kalian pernah gak ke klenteng ? Biasanya di klenteng itu kan ada ornamen-ornamen yang berhubungan dengan negara tirai bambu yaaa, kayak lampion, lukisan-lukisan yang biasanya dari cerita-cerita yang berkembang di Tiongkok, ada juga ruangan untuk beribadah, ada patung-patung dewa dan banyak lagi. Nah kali ini aku akan kasih tau cerita dari salah satu lukisan di klenteng Boen Tek Bio di Banyumas Jawa Tengah.





Kalian tau gak kisah tentang 8 dewa menyebrangi lautan ? itu loh, yang kisah dari negeri tirai bambu. Kisah tentang dewa yang menyebrangi lautan tapi gak pake perahu. Loh, kok bisa gak pake perahu atau kapal menyebrangi lautan ? Nah, mau tau kisah tentang 8 dewa itu kan, nih aku kasih tau di bawah yaaaah..




Kisah 8 Dewa (Hanzi : 八仙; Pinyin : Ba Xian) berasal dari Peng Lai( 蓬莱 ) kota Yantai, Provinsi Shandong, Tiongkok. Diceritakan 8 Dewa tidak menggunakan perahu untuk menyeberangi lautan, melainkan menggunakan kesaktian mereka. Mereka adalah simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Masing-masing dewa mewakili 8 kondisi kehidupan : anak muda, lansia, kemiskinan, kekayaan, rakyat jelata, ningrat, pria dan wanita. Diceritakan bahwa sebagian besar dilahirkan pada zaman dinasti Tang dan dinasti Sung. Walaupun penjelasan mengenai mereka telah ada sejak dinasti Tang, namun pengelompokkan ke dalam kategori 8 Dewa baru terjadi pada masa dinasti Ming.

Delapan Dewa adalah salah satu tema favorit dari seniman-seniman Tiongkok dan kebanyakan menjadi objek yang digambarkan dalam keramik dan porselen. Gambar 8 dewa juga banyak dipasang di setiap Vihara maupun tempat ibadah bagi orang Tionghoa. Selain itu, 8 Dewa biasanya juga ditampilkan dalam lukisan Tahun Baru Imlek, Bordiran, serta Festival Lentera/Lampion.


1. He Xian Gu (何仙姑)



He Xian Gu (何仙姑) bernama asli He Qiong, lahir di Kabupaten Zengcheng, Propinsi Guangzhou, Guangdong pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Beliau tinggal di suatu tempat ditepi sungai Yun Mu, yang artinya Sungai Mika.

Konon katanya, beliau menjadi Dewa pada usia 14 tahun setelah Beliau memakan serbuk mika. Kemudian setelah memakannya, Beliau merasakan tubuhnya ringan dan dapat melayang-layang dari suatu puncak ke puncak gunung lainnya.

Suatu hari di puncak gunung, Beliau mengumpulkan buah Dewa untuk ibunya yang sudah tua. Perlahan-lahan Beliau merasakan perubahan pada dirinya sampai akhirnya Beliau merasa tidak perlu makan. Kaisar Wu Ze Tian yang mengetahui kesaktian He Xian Gu memanggil Beliau ke Istana.

Dalam perjalanan ke istana, Beliau hilang dari pandangan orang biasa, dan menjelma menjadi Dewi. Beliau pernah menampakkan diri pada tahun 750 M, melayang diantara awan yang berkilauan diatas klenteng Magu (麻姑)  di kota Guangzhou. He Xian Gu dilukiskan sebagai seorang gadis yang cantik, membawa setangkai bunga mustika, kadang-kadang juga membawa kebutan, atau juga membawa kedua-duanya.

2. Han Xiang Zi ((韓湘子)



Han Xiang Zi (韓湘子) adalah seorang sastrawan yang hidup pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Dari kecil Beliau udah menunjukkan kepintarannya. Beliau mampu membuat bunga peoni mekar dengan warna yang indah selama beberapa hari, setiap permulaan musim dingin. Beliau belajar ilmu kedewaan  dari Lu Dong Bin.

Han Xiang Zi sering digambarkan membawa Dizi, kalian tau gak apa itu dizi. Dizi itu seruling tradisional Tiongkok. Beliau sering disebut sebagai Dewa pelindung para penyuling. Han Xiang Zi juga merupakan pencipta karya musik Tao yaitu Tian Hua Yin. Selain itu, Beliau juga dikenal sebagai Dewa Pelindung Peramal.

Suatu hari, Lu Dong Bin membawa Han Xiang Zi naik ke puncak pohon persik ajaib, Han Xiang Zi terpeleset jatuh. Dalam jatuhnya itu tiba-tiba Beliau telah menjadi Dewa. Han Xiang Zi dilukiskan dengan membawa seruling dan berwajah tampan dan berpakaian seperti seorang yang terpelajar.

3.  Lu Dong Bin (吕洞宾)



Lu Dong Bin (吕洞宾) nama aslinya Lu Yan, juga sering dipanggil Shunyang. Beliau lahir di Provinsi Jingzhao sekitar 796 M masa dinasti Tang. Dahulu kala diceritakan kalo saat Lu Dong Bin lahir, tercium harum seisi rumahnya, juga alunan musik yang merdu dari langit dan lintasan sinar putih yang masuk ke dalam ruangan melalui tirai kamar pada saat ibunya tengah melalui masa persalinan. Beliau menjabat sebagai Bupati di masa pemerintahan kaisar Yi Zhong (860-873). Pada tahun 874 M, Lu Dong Bin melepaskan jabatannya dan pergi berkelana. Saat berkelana Beliau bertemu Zhong Li Quan yang mengajarkan ilmu pedang. Sejak saat itu Lu Dong Bin selalu tampak membawa pedang yang menjadi ciri khasnya dan memperolah sebutan sebagai Chun Yang Zi (純陽子). Kemudian Zhong Li Quan mengajarkan "Tao Ying Suk" (ilmu dan ajaran Tao dalam mencapai pencerahan) kepada Lu Dong Bin di gunung Zhongnan.

Dipuncak He ling, Zhong Li Quan mengajarkan ilmu kedewaan kepada Lu Dong Bin. Setelah memiliki ilmu tersebut dan menjadi Dewa, Lu Dong Bin berkelana disebuah Sungai Besar (Yang Zi ). Kejadian-kejadian penting dalam pengembaraannya adalah bagaimana Lu Dong Bin membunuh seekor siluman naga yang mengganas di sungai besar, wilayah Jianghuai. Akhirnya Lu Dong Bin dengan pedang pusakanya berhasil membunuh sang siluman. Penduduk disana sangat berterima kasih kepadanya. Konon ceritanya sudah lama penduduk disana dicekam ketakutan akan keganasan naga itu. Pejabat Negeri juga tidak berdaya, sudah banyak orang pintar didatangkan tapi sang naga siluman tetap tak tertaklukan. Lu Dong Bin sangat dihormati oleh kaum sastrawan dan biasa juga disebut sebagai Dewa pelindung pendidikan. Lu Dong Bin biasanya digambarkan dengan membawa sebuah pedang pusaka yang dapat menaklukan kekuatan jahat.

4.  Zhang Guo Lao (張果老)



Zhang Guo Lao (張果老) adalah seorang pertapa Tao yang hidup bertapa di Gunung Zhongtiao. Sebelah tenggara Yong Ji, Shanxi di desa Heng zhou pada zaman dinasti Tang (618-907). Zhang Guo Lao telah berusia ratuan tahun ketika Wu Zi Tian memerintah. Julukan "Lao" diakhir namanya berarti "Tua". Zhang Guo Lao memiliki kebiasaan unik, yaitu menunggang keledai putih secara terbalik, sehari berjalan bisa mencapai 10.000 li. Ketika Beliau ingin kesuatu tempat, keledainya dapat disulap menjadi selembar gambaran yang dapat dilipat dan dimasukkan kedalam sakunya, Keledai itu merupakan keledai khayangan.

Sangat sedikit yang tau mengapa Beliau menunggang keledai dalam posisi terbalik. Dia menemukan bahwa berjalan kedepan berarti mundur ke belakang. Zhang Guo Lao juga sering dilukiskan dengan membawa alat musik bernama Yugu yang berbentuk bambu dengan 2 tongkat penabuhnya.

5.  Zhong Li Quan (鐘離權)


Zhong Li Quan (鐘離權) dilahirkan di kota Xian, provinsi ShanXi pada zaman dinasti Han pada tanggal 15 bulan 4 imlek. Zhong Li Quan sering dikenal juga dengan sebutan Zheng Yang Zu Shi (正阳祖师) yang berarti "Leluhur Marga (Yang) Yang Sejati" dan Yun Fang Xian Sheng (云房先生) yang berarti “Penguasa Awan”. Zhong Li Quan adalah salah satu Dewa yang paling kuno dan menjadi pemimpin dari 8 Dewa (sebagian orang juga berpendapat bahwa Lv Dong Bin yang menjadi pemimpin).

Zhong Li Quan merupakan seorang jendral dalam kerajaan pada masa dinasti Han. Beliau telah menunjukkan tanda akan menjadi orang hebat sejak dilahirkan. Ketika Beliau mulai dapat berbicara, kalimat pertama yang diucapkannya adalah "Kakiku telah mengembara hingga istana Ungu para Dewa, namaku tercatat di istana Yv Huang Da Di". Beliau pergi ke gunung Zhongnan & bertemu dengan Dewa Li Tie Guai dan menjadi murid Beliau. Zhong Li Quan kemudian mempelajari ilmu kedewaan dan bahan kimia.

Setelah berhasil mempelajari semua ilmu tersebut, Beliau diutus turun gunung untuk mengamalkan ilmu & ajarannya untuk menolong umat manusia. Dengan menggunakan kesaktian kimia dan kipas saktinya, Beliau merubah batu menjadi koin perak dan emas untuk menolong manusia dari kemiskinan dan kelaparan. Beliau kemudian menurunkan ilmunya kepada Lv Dong Bin. Ketika sedang bermeditasi, Zhong Li Quan dan kereta gioknya membawanya menembus awan yang berkilauan dan menjadi Dewa. Zhong Li Quan sering digambarkan sebagai seorang yang berbadan gemuk, berwajah ramah, berjenggot, dan memakai baju yang terbuka sehingga menampakkan perutnya dan selalu membawa kipas bulu.

6.  Li Tie Guai (李鐵拐)


Li Tie Guai (李鐵拐) mempunyai nama asli Li Suan (Li Yuan). Arti kata "Li" didalam namanya mengartikan "Tongkat Besi". Berasal dari San Zhou, hidup di zaman dinasti Sui. Hari kebesarannya diperingati setiap tanggal 8 bulan 4 imlek. Li Tie Guai adalah salah satu dari 8 Dewa yang mempunyai rupa yang unik. Beliau sering ditampilkan sebagai seorang tua dengan wajah yang kotor, berjenggot panjang, dan berambut acak-acakan pengan pin emas dikepalanya. Li kadang-kadang juga digambarkan sebagai temperamen tinggi dan keras kepala, tetapi murah hati terhadap orang miskin dan orang sakit. Dengan menggunakan obat khusus dari dalam labu-Nya, dia dapat mengurangi penderitaan orang lain.

Li adalah murid dari Thai Sang Lao Jin ( Nabi Lao Zi). Beliau meninggalkan keduniawian & mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari "Tao Ying Suk" selama 40 tahun. Diceritakan sebelum dirinya menjadi Dewa, Beliau adalah seorang pria yang tampan. Namun ketika Beliau sedang menghadiri sebuah pertemuan di khayangan untuk melakukan meditasi bersama Dewa lain, Beliau berpesan kepada muridnya yang bernama Li Qing agar menunggu selama 7 hari untuk rohnya kembali. Apabila Roh Beliau juga belum kembali dalam waktu 7 hari, maka Li Qing ditugaskan agar memakamkan jasadnya, itu berarti gurunya telah menjadi Dewa. Namun baru 6 setengah hari, Li Qing mengubur jasad gurunya karena dia harus pergi melihat ibunya yang sedang sakit keras dan ia tidak berani meninggalkan jasad gurunya begitu saja. Ketika roh Li kembali, Beliau menemukan bahwa tubuhnya telah menghilang dan Beliau harus masuk ke badan orang lain, yang pada saat itu kebetulan terdapat seorang pengemis yang baru saja meninggal karena kelaparan.

Oleh karena itu, Li sering digambarkan sebagai seorang pengemis dengan pakaian compang-camping. Kemudian Guru dari Li (Thai Sang Lao Jin) menampakkan diri & memberikan buli-buli merah berisi obat yang dapat menyebuhkan segala macam penyakit dan isi dalam buli tersebut tidak pernah kosong.

7.  Lan Cai He (藍采和)



Lan Cai He (藍采和) sering digambarkan sebagai seorang pemulung yang kumal memakai sepatu sebelah. Ia seringkali digambarkan sebagai seorang anak laki-laki namun dalam beberapa naskah cerita, juga sering digambarkan sebagai seorang anak perempuan. Lan biasanya ditampilkan dengan pemuda atau gadis yang membawa keranjang bunga yang terbuat dari bambu dan untaian uang logam. Lan dikenal sebagai Dewa pelindung para pujangga. Dalam tradisi lain, Lan adalah penyanyi wanita yang memiliki lirik lagu yang dapat memprediksi kejadian masa depan secara akurat.

Lan juga berkelana keseluruh negeri sambil bernyanyi dan membawa keranjang bunganya, itulah mengapa Beliau dipuja juga sebagai Dewa pelindung Penjual Bunga. Dalam cerita lain Lan Cai He digambarkan membawa sepasang kastanet bambu yang akan di katupkan dan akan membunyikan irama sambil menghentakkan kakinya. Dari kedelapan Dewa, Beliau adalah yang paling sedikit memiliki informasinya.

8.  Cao Guo Jiu (曹國舅)


Cao Guo Jiu (曹國舅) mempunyai arti Paman Raja Cao. Nama asli Beliau adalah Cao Yi, bergelar Jing Xiu dan sering dikenal dengan sebutan Cao Jing Xiu. Cao Guo Jiu merupakan Dewa terakhir dari 8 Dewa. Dia ditampilkan dengan pakaian pejabat resmi dan butiran batu giok. kadang-kadang Beliau terlihat memegang alat musik. Keajaiban butiran gioknya adalah dapat memurnikan lingkungan. Cao Guo Jiu merupakan paman dari seorang Kaisar pada zaman dinasti Song, yaitu adik terkecil dari Permaisuri Cao, yang merupakn istri dari Raja Ren Zong pada pemerintahan dinasti Song. Adik Cao Guo Jiu adalah seorang penggangu, tapi tidak ada yang berani menuntut dia karena koneksi yang kuat, bahkan setelah dia membunuh seseorang. Cao Guo Ciu begitu malu dan merasa kewalahan oleh sikap adiknya.

Pada akhirnya, Cao Guo Jiu mundur dari jabatannya di istana dan memilih pergi ke puncak gunung untuk bertapa. Selama masa pertapaannya, Beliau bertemu Dewa Zhong Li Quan dan Lu Dong Bin, yang mengajari Beliau ilmu kedewaan. Setelah bertahun-tahun bertapa dan belajar ilmu kedewaan, akhirnya Cao Guo Jiu berhasil menjadi Dewa.

Cao Guo Jiu dilukiskan sebagai seorang pejabat tinggi dinasti Song dan membawa sebuah alat pengiring musim semacam castanet , dan Beliau sering dipuja sebagai Dewa Pelindung Seniman.

Nah, gitu tuh kisahnya, bagus kan 😊

Ini juga ada video singkat tentang kisah ini loh 😊


 

Komentar

  1. Bagus untuk pelajaran sejarah

    BalasHapus
  2. Ini bagus cerita nya juga ada pembelajaran di dalam nya

    BalasHapus
  3. Membangun banget. Bagus buat pelajaran dan nambah wawasan

    BalasHapus
  4. Bagus banget Nambah wawasan soal sejarah

    BalasHapus
  5. Great about chines history ... And we can learn more about it.. how they are ....

    BalasHapus
  6. i got the information from this story or blog. i think the explanation above already complete enough and i interest to read the story until finish because beside explanation, there are some pictures. that's very good.

    BalasHapus
  7. Hmmm i think this good article and good story in china

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Suka banget sama ceritanya, jadi nambah pengetahuan. Very good😊

    BalasHapus
  10. Keren blognya sangat bermanfaat. bisa nambah wawasan sejarah. semoga kedepannya blogx semakin baik lagi. Sukses selalu.

    BalasHapus
  11. Semoga kedepannya videox ada subtitle nya. Biar Gampang difahami.

    BalasHapus
  12. Sumber isi artikel mana??😂😁

    BalasHapus
  13. Wahhhh 😍
    Informasi yg menarik,, pengetahuan sejarah bertambah.

    BalasHapus
  14. lengkap sudah dewanya nice post

    BalasHapus

Posting Komentar